Senin, 27 September 2010

Jangan menjadi batu sandungan

Beberapa orang dapat memanfaatkan sebuah kedudukan untuk lepas dari sebuah tanggung jawab, atau mengunakan statusnya untuk menghindari kewajiban. Misalnya saja, seorang yang berkedudukan sebagai tokoh yang dikenal masyarakat merasa dapat bebas dari kewajiban untuk membayar ketika memasuki sebuah taman hiburan, atau makan di suatu tempat, oleh karena pemilik sudah mengenal dia sebagai seorang tokoh masyarakat, bahkan ada seorang yang mengaku hamba Tuhan, merasa sah-sah saja tidak membayar makanannya, sebab merasa harus jemaat yang wajib membayarnya, kan beliau hamba Tuhan, jadi harus diberi spesialisasi. Bisa juga anak dari seorang yang cukup terpandang, merasa boleh bersikap seenaknya di sekolah tanpa perlu melakukan kewajiban, sebab orang tuanya menjadi donatur terbesar sekolah itu. Dll. Masih banyak contoh lain penyalah gunaan kedudukan atau status demi kepentingan sendiri. Tanpa berpikir sebenarnya hal tersebut merugikan orang lain bahkan menjadi sebuah batu sandungan bagi orang lain. Orang memiliki status sosial yang special, atau kedudukan yang khusus itu sah-sah saja. Namun sebagai orang percaya, hendaknya dapat memebri contoh yang baik, sehingga nama Tuhan di permuliakan, tidak menjadi bahan pergunjingan di belakang hari.

Kisah ini memberi contoh pada kita bahwa Tuhan Yesus melakukan semua kewajibanNYA. Tidak memanfaatkan kedudukan dan statusNYA. Contoh berikutnya adalah, segala sesuatu tidak didapat dengan mudah, harus ada usaha. Ia meminta kepada Simon untuk memancing dan mendapatkan uang dari dalam mulut ikan yang dia pancing. Perhatikan pesan yang ingin disampaikan Tuhan. Apa yang wajib kita bayar atau kita lakukan, itu harus kita bayar dan lakukan. Juga sebagai orang percaya, bukan berarti meminta Tuhan melakukan sulap untuk mendapatkan sesuatu yang seharusnya kita usahakan dan kita cari. Harus ada usaha. Baru Tuhan melakukan mujizat. Sebab kuasa Tuhan bukan merupakan sebuah sulap. Tetapi hasil dari respon yang kita lakukan atas perintahNYA.

Banyak orang mengeluh mengapa dalam hidupnya tidak terjadi mujizat. Coba tilik kembali, sejauh mana kita meresponi Tuhan ? Seperti Simon yang taat meresponi perintah Yesus. Simon dapat saja berkata, “mengapa harus jauh-jauh aku pergi memancing? Bukankah Guru dapat langsung mengadakan uang itu untuk membayar bea ?” Dan apakah Yesus tidak sanggup melakukan itu? Pelajari dari cara Simon. Tanpa bertanya, tanpa protes, tanpa mengeluh, ia langsung melakukan perintah Yesus. Simon percaya 100% akan perkataan Yesus.
Bagaimana dengan kita ? Tuhan mengerti bagaimana dan kapan harus terjadi mujizat pada kita agar tidak terlihat seperti magic. Tuhan juga ingin kita bersikap sewajarnya orang percaya, agar tidak menjadi batu sandungan, dan orang dapat melihat kemuliaan Yesus dalam peristiwa hidup kita. (ml)

TERPUJILAH KRISTUS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar