Kamis, 30 September 2010

Belasan umat kristen dianiaya di Gujrat,Pakistan

Sekelompok Muslim ekstrim pada Kamis lalu (23/9) menembaki dan memukuli belasan Kristen di distrik Gujrat, Provinsi Punjab. Tariq Gill yang dibebaskan dari tuduhan menghujat Al Quran pada tanggal 3 September 2009 tersebut ikut diserang, termasuk ayahnya Murad Gill, ibunya, dan beberapa penduduk Kristen lainnya.
Sekitar 40 orang ekstrimis tersebut, beberapa di antaranya menembaki keluarga Kalashnikovs di rumah mereka dan beberapa individu lainnya di jalanan, sementara yang lainnya mengayunkan kapak dan pentungan, memukul beberapa orang Kristen dengan sadis dan meninggalkan mereka begitu saja sampai mereka meninggal, kata Pastor Khan. Sejauh ini, ada 10 keluarga yang menjadi target serangan mereka.
Pada hari Kamis lalu itu (23/9), para penyerang itu merobek pakaian ibu Gill dan menyeret tubuhnya yang telanjang itu di jalanan, kata Pastor Khan. Keluarga Rashid Masih juga menjadi korban penyerangan tersebut. Saat ini, Masih dan anggota keluarganya dalam keadaan kritis, begitu juga Gill dan orangtuanya, dan beberapa mereka yang luka parah lainnya dibawa ke Rumah Sakit Aziz Bhatti di Gujrat, kata Pastor Khan.
Uskup Pervaiz, wakil direktur Dewan Interfaith Peace mengatakan bahwa kelompok ekstrimis tersebut dipimpin oleh dua orang anggota National Assembly, Meer Anjum dan Farasat Dar, kedua orang yang berkuasa di Sheikh Islam. Polisi Penyidik yang diketahui bernama Hafeez memberitahu para pemimpin Kristen di Pakistan bahwa anggota legislatif , ketiga politikus tersebut tidak bersalah.
Setelah menyatakan tiga politikus Muslim itu merupakan dalang di balik kejadian ini, Pastor Khan mengatakan bahwa penyerang itu sudah bersumpah untuk menyerbu Mohalla Kalupura seperti penyerangan di Gojra tahun 2009. Tanggal 1 Agustus 2009, sekelompok penyerbu itu membuat rumor yang tidak benar tentang penghujatan terhadap Al Quran dan menyarankan imam lokal untuk menyerang koloni Kristen di Gojra tersebut, membakar sedikitnya tujuh orang Kristen hidup-hidup, melukai 19 orang lainnya, dan menjarah lebih dari 100 rumah, 50 di antaranya dibakar. Korban yang meninggal itu, termasuk di antaranya para wanita dan anak-anak.
Uskup Pervaiz mengatakan bahwa penyerang di Gujrat mengancam membunuhnya, Pastor Khan (yang merupakan pimpinan dari Power of God’s Healing Ministry International Pakistan dan coordinator nasional Jesus Victory Gospel Assembly of Pakistan), dan Uskup Yashua John dan terus mencari keluarga Kristen untuk dibunuh. Kepolisian Lorry Adda, Inspektur Riaz Qaddar mengatakan di depan umum, “Tidak akan ada batu yang tidak akan terguling” mengibaratkannya dengan pelaku ekstrimis tersebut, tapi pemimpin Kristen di sana mengatakan dia menolak untuk bertindak. Selain dituduh menghujat, penyerangan yang terjadi juga diakibatkan karena terpilihnya politikus Kristen, yang dibunuh setelah beberapa hari dia terpilih, Yaqoob Masih, kata Uskup Pervaiz. Dia menambahkan kepolisian Lorry Adda tidak mengakui kasus pembunuhan waktu itu.
Pemimpin Kristen kemudian mendatangi Distrik Polisi Afzaal Kausar untuk mengajukan penyerangan itu dan mengirimkan beberapa aplikasi untuk menuntut kepada Hafeez, “Tapi dia tidak peduli untuk menonton video penyerangan yang kami ambil tersebut dan mengangkat bahu,” kata Pastor Khan. Dia juga mengatakan bahwa Hafeez mengakui kepada mereka bahwa Anjum, Dar, dan Islam adalah legislatif terhormat dan langsung mendeklarasikan mereka tidak bersalah.
Senin sore (27/9) Pastor Khan memimpin para unjuk rasa sejumlah 250 orang untuk datang ke Islamabad, meskipun ada ancaman bahwa mereka akan ditahan sebelum mereka keluar dari area. “Tapi tangan Tuhan yang Maha Kuasa menolong kami, dan kami dengan selamat tiba di Islamabad,” kata Pastor Khan. “Meskipun pemerintah melarang demonstrasi, kami berhasil masuk sebelum National Press Club Islamabad.”
Pastor Khan mengatakan bahwa dia sangat menyesali sedikit perhatian yang diberikan dunia, dia menambahkan bahwa para unjuk rasa tinggal di depan gedung semalaman untuk meminta keadilan. Tanggal 28 September mereka juga berunjuk rasa di depan Islamabad Parliament House. Kita doakan agar semua umat Kristen di dunia, khususnya di Pakistan mendapatkan keadilan, hidup dengan penuh kedamaian meskipun mendapatkan tantangan karena iman mereka kepada Tuhan Yesus.

Pendeta Pantekosta dipukuli di India

Seorang pendeta Pantekosta di bagian India Selatan, Karnataka dipenjara dengan tuduhan memaksa orang berpindah agama pada Minggu kemarin (26/9). Pendeta Shivanda Siddi (45) ditangkap sewaktu memimpin ibadah penyembahan di Gnanodaya Assembleis of God Church, seperti yang dilaporkan Global Council of Indian Christians.
Menurut pengacara, sekitar lima orang anggota organisasi Hindu ekstrim mengacaukan ibadah dan langsung menyakiti pendeta itu secara fisik. “Sebuah hinaan radikal kepada pendeta dengan merobek pakaiannya dan memukulnya di depan semua jemaat. Setelah dipukuli sekitar setengah jam, mereka menelepon polisi di Yellapur,” GCIC melaporkan.
Sang pendeta beserta tujuh wanita, termasuk dua anak gadis berumur 10 dan 11 tahun, ditahan oleh polisi. GCIC melaporkan juga pendeta tersebut ‘dipukuli lagi dengan keras di depan kantor polisi’. Setelah GCIC ikut terlibat, polisi membebaskan para wanita namun pendeta Siddi ditahan dengan tuduhan pasal 295 dan dikirim ke penjara Sirsi. Pendeta Siddi sudah melayani di antara suku-suku India tersebut sejak lima tahun terakhir ini di Desa Umachagi, Mundgod taluk.
Penahanan terhadap pendeta Siddi ini terjadi beberapa bulan yang sebelumnya ketika dua pendeta lainnya diserang dengan menggunakan tongkat panas oleh sebuah kelompok yang tidak diketahui di Karnataka. Pendeta Shiju Kuriakose (35) dan Pendeta Jayan (30) baru saja selesai berdoa ketika mereka diserang.
Sejauh ini, di tahun 2010 ada 106 penyiksaan di India dan 37 di antaranya terjadi di Karnataka, menurut Evangelical Fellowship of India. Tahun lalu, ada 152 penyerangan yang terjadi kepada penduduk Kristen di India. Diperkirakan ada 25 juta penduduk Kristen di India seluruhnya (sekitar 2.3 persen dari populasi).

Selasa, 28 September 2010

Tuhan Yesus Sahabatku

Ada seorang bocah kelas 4 SD di suatu daerah di Milaor Camarine Sur, Filipina, yang setiap hari mengambil rute melintasi daerah tanah yang berbatuan dan menyeberangi jalan raya yang berbahaya dimana banyak kendaraan yang melaju kencang dan tidak beraturan.
Setiap kali berhasil menyebrangi jalan raya tersebut, bocah ini mampir sebentar ke Gereja tiap pagi hanya untuk menyapa Tuhan, sahabatnya.
Tindakannya ini selama ini diamati oleh seorang Pendeta yang merasa terharu menjumpai sikap bocah yang lugu dan beriman tersebut.
“Bagaimana kabarmu, Andy? Apakah kamu akan ke Sekolah?”
“Ya, Bapa Pendeta!” balas Andy dengan senyumnya yang menyentuh hati Pendeta tersebut.
Dia begitu memperhatikan keselamatan Andy sehingga suatu hari dia berkata kepada bocah tersebut, “Jangan menyebrang jalan raya sendirian, setiap kali pulang sekolah, kamu boleh mampir ke Gereja dan saya akan memastikan kamu pulang ke rumah dengan selamat.”
“Terima kasih, Bapa Pendeta.”
“Kenapa kamu tidak pulang sekarang? Apakah kamu tinggal di Gereja setelah pulang sekolah?”
“Aku hanya ingin menyapa kepada Tuhan.. sahabatku.”
Dan Pendeta tersebut meninggalkan Andy untuk melewatkan waktunya di depan altar berbicara sendiri, tetapi pastur tersebut bersembunyi di balik altar untuk mendengarkan apa yang dibicarakan Andy kepada Bapa di Surga.
“Engkau tahu Tuhan, ujian matematikaku hari ini sangat buruk, tetapi aku tidak mencontek walaupun temanku melakukannya. Aku makan satu kue dan minum airku. Ayahku mengalami musim paceklik dan yang bisa kumakan hanya kue ini.
Terima kasih buat kue ini, Tuhan! Tadi aku melihat anak kucing malang yang kelaparan dan aku memberikan kueku yang terakhir buatnya.. lucunya, aku jadi tidak begitu lapar.
Lihat ini selopku yang terakhir. Aku mungkin harus berjalan tanpa sepatu minggu depan.Engkau tahu sepatu ini akan rusak, tapi tidak apa-apa..
paling
tidak aku tetap dapatpergi ke sekolah. Orang-orang berbicara bahwa kami akan mengalami musim panen yang susah bulan ini, bahkan beberapa dari temanku sudah berhenti sekolah, tolong Bantu mereka supaya bisa bersekolah lagi.
Tolong Tuhan.
Oh, ya..Engkau tahu kalau Ibu memukulku lagi. Ini memang menyakitkan, tapi aku tahu sakit ini akan hilang, paling tidak aku masih punya seorang Ibu.
Tuhan, Engkau mau lihat lukaku??? Aku tahu Engkau dapat menyembuhkannya, disini..disini.aku rasa Engkau tahu yang ini kan….??? Tolong jangan marahi ibuku, ya..?? dia hanya sedang lelah dan kuatir akan kebutuhan makan dan biaya sekolahku..itulah mengapa dia memukul aku.
Oh, Tuhan..aku rasa, aku sedang jatuh cinta saat ini. Ada seorang gadis yang sangat cantik dikelasku, namanya Anita. menurut Engkau, apakah dia akan menyukaiku??? Bagaimanapun juga paling tidak aku tahu Engkau tetap menyukaiku karena aku tidak usah menjadi siapapun hanya untuk menyenangkanMu. Engkau adalah sahabatku.
Hei.ulang tahunMu tinggal dua hari lagi, apakah Engkau gembira??? Tunggu saja sampai Engkau lihat, aku punya hadiah untukMu. Tapi ini kejutan bagiMu.
Aku berharap Engkau menyukainya. Oooops..aku harus pergi sekarang.”
Kemudian Andy segera berdiri dan memanggil Pendeta .
“Bapa Pendeta..Bapa Pendeta..aku sudah selesai bicara dengan sahabatku, anda bisa menemaniku menyebrang jalan sekarang!”
Kegiatan tersebut berlangsung setiaphari, Andy tidak pernah absen sekalipun.
Pendeta Agaton berbagi cerita ini kepada jemaat di Gerejanya setiap hari Minggu karena dia belum pernah melihat suatu iman dan kepercayaan yang murni kepada Tuhan.. suatu pandangan positif dalam situasi yang negatif.
Pada hari Natal, Pendeta Agaton jatuh sakit sehingga tidak bisa memimpin gereja dan dirawat di rumah sakit. Gereja tersebut diserahkan kepada 4 wanita tua yang tidak pernah tersenyum dan selalu menyalahkan segala sesuatu yang orang lain perbuat. Mereka juga mengutuki orang yang menyinggung mereka.
Ketika mereka sedang berdoa, Andypun tiba di Gereja tersebut usai menghadiri pesta Natal di sekolahnya, dan menyapa “Halo Tuhan..Aku..”
“Kurang ajar kamu, bocah!!!tidakkah kamu lihat kalau kami sedang berdoa???!!! Keluar, kamu!!!!!”
christmas-giftAndy begitu terkejut,”Dimana Bapa Pendeta Agaton..??Seharusnya dia membantuku menyeberangi jalan raya. dia selalu menyuruhku untuk mampir lewat pintu belakang Gereja. Tidak hanya itu, aku juga harus menyapa Tuhan Yesus, karena hari ini hari ulang tahunNya, akupun punya hadiah untukNya..”
Ketika Andy mau mengambil hadiah tersebut dari dalam bajunya, seorang dari keempat wanita itu menarik kerahnya dan mendorongnya keluar Gereja.
“Keluar kamu, bocah!..kamu akan mendapatkannya!!!”
Andy tidak punya pilihan lain kecuali sendirian menyebrangi jalan raya yang berbahaya tersebut di depan Gereja. Lalu dia menyeberang, tiba-tiba sebuah bus datang melaju dengan kencang – disitu ada tikungan yang tidak terlihat pandangan. Andy melindungi hadiah tersebut didalam saku bajunya, sehingga dia tidak melihat datangnya bus tersebut. Waktunya hanya sedikit untuk menghindar.dan Andypun tewas seketika. Orang-orang disekitarnya berlarian dan mengelilingi tubuh bocah malang tersebut yang sudah tidak bernyawa lagi.
Tiba-tiba, entah muncul darimana ada seorang pria berjubah putih dengan wajah yang halus dan lembut, namun dengan penuh airmata dating dan memeluk bocah malang tersebut. Dia menangis.
Orang-orang penasaran dengan dirinya dan bertanya,”Maaf tuan..apakah anda keluarga dari bocah yang malang ini? Apakah anda mengenalnya?”
Tetapi pria tersebut dengan hati yang berduka karena penderitaan yang begitu dalam berkata,”Dia adalah sahabatku.” Hanya itulah yang dikatakan.
Dia mengambil bungkusan hadiah dari dalam saku baju bocah malang tersebut dan menaruhnya didadanya. Dia lalu berdiri dan membawa pergi tubuh bocah tersebut, kemudian keduanya menghilang. Orang-orang yang ada disekitar tersebut semakin penasaran dan takjub..
Di malam Natal, Pendeta Agaton menerima berita yang sangat mengejutkan.
Diapun berkunjung ke rumah Andy untuk memastikan pria misterius berjubah putih tersebut. Pendeta itu bertemu dengan kedua orang tua Andy.
“Bagaimana anda mengetahui putra anda telah meninggal?”
“Seorang pria berjubah putih yang membawanya kemari.” Ucap ibu Andy terisak.
“Apa katanya?”
Ayah Andy berkata,”Dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Dia sangat berduka. Kami tidak mengenalnya namun dia terlihat sangat kesepian atas meninggalnya Andy, sepertinya Dia begitu mengenal Andy dengan baik. Tapi ada suatu kedamaian yang sulit untuk dijelaskan mengenai dirinya. Dia menyerahkan anak kami dan tersenyum lembut. Dia menyibakkan rambut Andy dari wajahnya dan memberikan kecupan dikeningnya, kemudian Dia membisikkan sesuatu.
“Apa yang dikatakan?”
“Dia berkata kepada putraku..” Ujar sang Ayah. “Terima kasih buat kadonya.
Aku akan berjumpa denganmu. Engkau akan bersamaku.” Dan sang ayah melanjutkan, “Anda tahu kemudian semuanya itu terasa begitu indah.. aku menangis tapi tidak tahu mengapa bisa demikian. Yang aku tahu.aku menangis karena bahagia..aku tidak dapat menjelaskannya Bapa Pendeta, tetapi ketika dia meninggalkan kami, ada suatu kedamaian yang memenuhi hati kami, aku merasakan kasihnya yang begitu dalam di hatiku.. Aku tidak dapat melukiskan sukacita dalam hatiku. aku tahu, putraku sudah berada di Surga sekarang.
Tapi tolong Bapa Pendeta .. Siapakah pria ini yang selalu bicara dengan putraku setiap hari di Gerejamu? Anda seharusnya mengetahui karena anda selalu di sana setiap hari, kecuali pada saat putraku meninggal.
Pendeta Agaton tiba-tiba merasa air matanya menetes dipipinya, dengan lutut gemetar dia berbisik,”Dia tidak berbicara kepada siapa-siapa… kecuali dengan Tuhan.”

Mengampuni Pembunuh Kedua Orang tua.

Rencana kedatangan kedua orang tuanya ke Jakarta sudah lama Edison tunggu. Minggu itu, Edison dengan semangat menyelesaikan pekerjaaannya. Namun sesuatu yang tidak pernah terlintas dipikirannya terjadi, seorang saudara memberi kabar bahwa kedua orangtuanya telah meninggal dunia karena dibunuh. Edison tak kuasa menahan kesedihannya ketika mendengar berita ini, ia seakan tidak bisa menerima kenyataan bahwa orangtuanya tewas ditangan pembunuh sadis.
"Sebentar sadar, pingsan lagi, sebentar sadar, pingsan lagi, sampai beberapa kali. Ketika saya melihat suami saya, sebagai istri saya kasihan sekali. Namanya kehilangan kedua orang tua kalo karena penyakit mungkin kita bisa terima tetapi ini karena dibunuh dan dianiaya, pasti semua orang tidak akan bisa terima jika hal itu terjadi," Nitisa Laoli, istri Edison, mengisahkan.
Tanpa berpikir panjang Edison segera berangkat ke Nias. Namun semakin dia dekat dengan kampung halamannya, emosi Edison semakin kacau. Keputusasaan mulai merasuk pikirannya, bahkan terbersit dalam hatinya untuk bunuh diri dengan terjun kelaut. Namun bayangan istri dan anaknya menyadarkannya, dan ia menangis tak karuan di kapal itu bahkan menjadi pusat perhatian orang-orang disekelilingnya.
Sesampai dirumah orangtuanya, Edison semakin sedih karena menemukan mayat kedua orangtuanya dalam keadaan membusuk dan bau karena tidak ada keluarga atau tetangga yang mengurusnya.
"Menurut kepolisian, malam Sabtu itu papa dan mama sedang persiapan untuk makan malam. Mungkin karena melawan mereka, papa dan mama dibunuh. Saat itu yang menjadi tersangka ada tujuh orang," demikian jelas Edison.
Dendam mulai merasuk hati Edison, keinginan untuk membalas perbuatan para pelaku pembunuh kedua orangtuanya menyesakkan dadanya. Ingin rasanya ia membunuh para pelakunya, sama seperti mereka membunuh kedua orangtuanya dengan sadis.
Hingga suatu saat terungkap bahwa tersangka utama pembunuh orangtuanya tidak lain adalah kerabatnya sendiri.
Tentu saja Edison sangat terpukul mendengarnya, dia tidak pernah menyangka saudaranya sendiri adalah dalang pembunuhan itu. Edison merasa tidak bisa berbuat apa-apa, seolah-olah ada sesuatu yang membuatnya tidak berbuat sesuatu atau memukul saudaranya itu. Dia hanya memandangi saudaranya itu dan termenung meskipun polisi memberikan waktu untuk melampiaskan kemarahannya.
Setelah hari itu, Edison langsung kembali ke Jakarta. Baru kali ini dia merasa benar-benar sendiri. Dia sering termenung dan meratapi kedua orangtuanya, bahkan istri dan teman-temannya yang mencoba menghiburnya tidak dihiraukannya.
"Karena dukanya yang begitu dalam, saya melihat dia selalu melamun dan menangis. Itu saja yang dilakukannya selama kurang lebih tiga bulan," terang Nitisa.
Kondisi Edison makin memburuk saja, ia semakin malas bekerja, bahkan emosinya pun sering meledak-ledak. Tak kuat melihat kondisi suaminya yang berada dalam depresi, Nitisa tak henti-hentinya membawa Edison dalam doa-doanya. Doa tulus Nitisa terbukti tidak sia-sia, perlahan-lahan Edison mulai menerima nasehat-nasehat dari sahabat-sahabatnya.
"Om Joni ini yang selalu menguatkan saya, dia mengatakan Edison kamu pasti bisa. Salah satu firman Tuhan yang menguatkan saya yaitu Allah turut bekerja dalam segala perkara untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Firman itu yang menyentuh hati saya," kisah Edison.
Kasih Tuhan yang menjamah Edison memberikannya kekuatan untuk mengampuni para pelaku pembunuhan itu. Kini dia tidak lagi menyimpan dendam dan amarah dalam hatinya.
"Saya baru mengerti, buat apa menyimpan dendam dan amarah karena yang akan rugi adalah diri sendiri. Jadi saya mengambil keputusan untuk mengampuni mereka meskipun jaraknya jauh dan tidak pernah bertemu tetapi dalam doa saya mengampuni mereka. Saya tidak lagi menyimpan rasa dendam, rasa kecewa terhadap mereka dan juga kepada Tuhan," kata Edison bersemangat.

Kata-Kata Terlarang

Efesus 5:4
“Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono – karena hal-hal ini tidak pantas – tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.”

Ada ungkapan yang menyatakan bahwa lidah tak bertulang sehingga sangat mudah mengucapkan kata-kata yang salah atu tidak baik. Sering kali kita mengucapkan hal-hal yang tidak pantas, baik sengaja maupun tidak. Kata-kata merupakan wakil dari perasaan yang ingin kita ungkapkan pada orang lain. Tapi seringkali kita mengucapkan kata-kata kotor atau kasar sebagai ungkapan yang kosong dan sembrono serta tidak ada artinya. Latah, umpatan, sindiran atau bentakan sepertinya sudah menjadi hal yang biasa.

Ketika kaita marah dan sulit untuk mengendalikan emosi, kata-kata kasar dan tidak pantas sering terucap dari mulut kita. Apalagi jika kita sedang kesal pada pasangan kita. Tak jarang kata-kata kasar yang keluar begitu saja, menyakiti hati dan perasaan pasangan kita. Pada akhirnya kata-kata yang tajam itu meninggalkan goresan luka yang dalam dan hanya memperpanjang masalah.

Menurut Efesus 5:4, kita dilarang mengucapkan kata-kata kotor, yang tidak pantas, dan sembrono. Kata-kata tersebut tidak akan menyelesaikan masalah dengan baik, tetapi justru memicu timbulnya perselisihan dan masalah baru.

Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita mengutarakan isi hati kita dengan kalimat yang lembut dan mudah dimengerti supaya tidak terjadi kesalahpahaman. Jika ingin mengur kesalahan pasangan kita, tegurlah dengan halus supaya dia tidak tersinggung. Percayalah kita akan dimampukan Tuhan menyelsaikan masalah dengan baik dan komunikatif.

“Mulut orang benar mengeluarkan hikmat, tetapi lidah bercabang akan dikerat.”

Jesus bless us :)

Senin, 27 September 2010

NERAKA dan SURGA (Kesaksian Elizabeth)




Kejadiannya pada bulan September 2001, ketika itu saya dan tim saya sedang berdoa syafaat di gereja.

Saat itu saya sadar masih ada di dalam gereja, tapi saya juga merasakan bahwa roh saya dibawa oleh Tuhan Yesus ke suatu tempat lain.

NERAKA

Saya tiba disana dan tempat itu sangat mengerikan. Berbau busuk, amis, bau darah, bau benda2 terbakar, bahkan lebih busuk dari bau pasar ikan. Saya lihat di sana ada banyak hal-hal yang mengerikan. Dan yang paling membuat saya tidak tahan adalah begitu banyaknya orang-orang yang menjerit ketakutan, minta tolong, minta ampun kepada Tuhan. Mereka berkata ”Lepaskan saya Tuhan, tolong saya Tuhan, ampuni saya Tuhan, saya sudah tidak kuat lagi berada disini” tetapi Tuhan Yesus hanya berkata “Pengampunan itu sudah terlambat, karena waktu di dunia kesempatan itu masih ada tapi kamu sia-siakan dan tidak kamu ambil, sekarang semua sudah terlambat, tidak ada lagi pengampunan di neraka”

Di sana saya juga melihat berbagai macam hal sangat mengerikan, jutaan orang di sisi kanan saya dibakar api hingga tubuh mereka meleleh. Anehnya tubuh yang meleleh tadi kemudian kembali tumbuh normal dan utuh, tapi kemudian dibakar lagi sampai habis, dan hal ini terjadi berulang kali, sehingga sakitnya itu tidak terkira dan tidak pernah berhenti.

Di sisi kanan itu juga saya melihat ada orang yang digerogoti ulat-ulat kecil, seperti sudah disampaikan dalam Firman Tuhan bahwa di neraka terdapat api yg kekal dan juga jutaan ulat yang menggerogoti tubuh manusia dengan kekal.

Hal yang saya lihat itu terjadi terus menerus dan saya lihat bahwa kebanyakan orang-orang yang digerogoti ulat itu adalah para pemimpin dari agama-agama lain saudara kita, yang dapat saya kenali dari pakaian mereka, seperti juga ada yang menggunakan sorban, dll. Mereka ini menjerit minta tolong dan minta ampun, tapi Tuhan berkata “Semuanya sudah terlambat”.

Keadaan neraka sangat mengerikan, panas, berbau busuk, jalanan dan dindingnya pun lembek, maaf, seperti ingus, lengket dan berwarna busuk.
Waktu itu Tuhan berkata pada saya “Setiap kamu bertemu dengan orang lain, terutama orang-orang yang belum dan tidak percaya Tuhan Yesus, sampaikan kesaksian ini, apabila mereka percaya Puji Tuhan, tetapi apabila mereka tidak percaya ya sudah, biarkan saja, tidak usah bingung, yang penting kamu sudah menyampaikan dan mereka sudah mendengar, keputusan ada di tangan mereka masing-masing”.

Saya dan Tuhan Yesus terus berjalan hingga tiba di sebuah persimpangan, ada jalan yang ke kiri dan ada jalan yang ke kanan. Saya melihat ada banyak sel-sel yang diisi dengan orang yang jumlahnya banyak sekali. 1 sel diisi 1 orang, kemudian juga ada iblis yang sedang tertawa kesenangan diantara banyak orang yang menangis menjerit karena tidak tahan oleh siksaan. Ada yang matanya dicungkil sampai darahnya mengalir deras sekali, ada yang tangannya dikuliti, ada yang lidahnya dipotong-potong, tetapi sama seperti diawal kesaksian saya, mata, tangan, lidah, dll itu bisa kembali normal utuh kembali, namun setelah itu kembali disiksa. Tiada henti-hentinya, siksaan di neraka itu sifatnya kekal. Saya dengar lagi semua orang menangis, minta tolong dan minta ampun, tapi Tuhan tetap tidak bisa menolong, karena semua memang sudah terlambat.

Saya kemudian bertanya pada Tuhan, “Tuhan, orang-orang yang ada disini pasti orang-orang yang tidak percaya Tuhan Yesus kan?”, tetapi Tuhan menjawab “Oh tidak,. Justru yang ada disini adalah orang-orang kristen yang sudah percaya Tuhan Yesus”. Saya kaget sekali, lalu saya bertanya kenapa justru orang-orang kristen juga ada yang di neraka, bukankah mereka sudah percaya dan menerima Yesus. Tuhan pun menjawab, “Mereka memang orang kristen yang percaya dan menerima Yesus, tetapi kehidupan yang mereka jalani bukanlah kehidupan kudus yang diinginkan Tuhan. Mereka diberi anggota tubuh yang lengkap seperti tangan yang seharusnya untuk menyembah Tuhan, tetapi digunakan untuk memukul. Diberi mulut untuk memuji Tuhan tetapi digunakan untuk menggerutu, mengomel dan mencaci maki orang”.

Jadi hal-hal itu tidak berkenan bagi Tuhan. Kita harus dapat mempergunakan tubuh yang diberikan Tuhan dengan benar dan selalu menjaga kekudusannya, karena apapun yang kita lakukan di dunia ini akan kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan setelah kita dipanggil kembali. Kita tidak dapat menyembunyikan apapun dari Tuhan karena Tuhan mengetahui segala apa yang kita lakukan, walaupun ditempat yang tersembunyi sekalipun.

Saya pun diajak jalan semakin ke dalam ke pusat neraka. Di pusat neraka ada ada sebuah sumur yang menyerupai kawah belerang. Didalam sumur itu saya melihat ada orang-orang yang diikat berdua-duaan, jadi perempuan dengan perempuan dan laki-laki dengan laki-laki. Tuhan pun menjelaskan kepada saya bahwa mereka yang diikat berduaan itu adalah para lesbian, waria dan homo. Yang walaupun mereka mengaku bahwa mereka menerima dan percaya Yesus, tetapi kehidupan mereka tetap seperti itu , maka mereka akan ditempatkan Tuhan disana.

Tidak jauh dari sana, di pusat neraka juga ada juga orang-orang yang dihukum di kawah belerang ini, yaitu orang-orang yang suka dengan perdukunan, suka cari penglarisan, cari suhu atau paranormal, kemudian ada juga sel-sel, dimana 1 sel diisi 1 org, yang didalamnya terdapat orang-orang yang alat kelaminnya digerogoti ulat-ulat sampai darahnya mengalir deras kemudian bentuknya kembali normal dan utuh lagi, kemudian digerogoti lagi dan hal itu terjadi berulang-ulang, tidak pernah berhenti. Tuhan bilang kepada saya bahwa itu adalah tempat untuk orang-orang yang mengaku sudah Kristen tetapi masih tetap bermain-main dengan kekudusan, masih ke tempat-tempat yang tidak benar, masih punya simpanan, itu akan masuk kesana, karena menganggap masih ada waktu buat bertobat, padahal kita tidak tahu kapan kita akan menghadap Tuhan.

Semakin kedalam lorong neraka, keadaan semakin gelap dan pengap, trus saya melihat ada iblis yang berkata “Ayo pak pendeta, khotbah lagi pak pendeta, kamu kan didunia khotbah, kenapa disini tidak mau khotbah”. Saya jadi bingung kok ada pendeta yang masuk neraka? Pendeta kan hidupnya suci dan percaya Yesus. Tapi Tuhan berkata, pendeta itu memang rajin berkhotbah, mengabarkan Firman Tuhan, tetapi dia sendiri tidak bisa menjalankan firman itu dalam kehidupannya, dia menggelapkan dan menggunakan uang jemaat, hidup tidak kudus, punya istri simpanan, dll. Merekalah yang ditempatkan disana oleh Tuhan. Saya melihat pendeta itu berusaha keluar, tetapi tidak bisa, kemudian mulutnya dirobek dan dicakar oleh iblis sampai tidak berbentuk, darah mengalir, tetapi mulut dan wajahnya kembali normal lagi, trus dicakar disobek lagi, dst, dst. Disana juga para pendeta itu berteriak kepada Tuhan, minta ampun, tapi Tuhan tetap berkata, bahwa semua itu sudah terlambat, ketika orang-orang tiba di neraka kesempatan bertobat itu sudah tidak ada.

Setelah melihat semua ini, saya bilang ke Tuhan, Tuhan saya tidak mau tinggal disini, saya tidak mau masuk kesini lagi, bahkan sampai saya sadar dan roh saya telah kembali ke tubuh saya pun, bau busuk neraka itu masih tercium, padahal didekat saya tidak ada sampah atau kotoran berbau busuk (saking bau busuknya, setelah sadar, elizabeth sampai 40 hari tidak makan, hanya minum saja. Puji Tuhan dia tetap kuat, tidak lemas, menurutnya mungkin karena dia makan buah yang diberikan Tuhan pada saat mereka berada di taman dalam surga).

Saya bilang ke Tuhan, kok begini ya? Kok orang kristen banyak yang masuk ke neraka bahkan para pendeta, saya bilang ke Tuhan kalo saya sudah tidak kuat lagi, kemudian Tuhan memeluk saya dengan hangat, menghibur saya dan akhirnya membawa saya ke suatu tempat lain yang sangat jauh berbeda dengan neraka. Tempat yang sangat indah, teramat sangat indah sekali.

SORGA

Di sana saya melihat ada banyak sekali rumah, ada yang kecil dan ada yang besar, ada sudah jadi dan ada yang belum jadi. Lalu saya bertanya kepada Tuhan, rumah-rumah siapakah itu. Tuhan menjawab kalau itu adalah rumah untuk anak-anak-Ku. Nanti apabila pulang sudah disediakan rumah tinggal. Saudara, apa yang dikatakan Firman Tuhan itu benar bahwa Tuhan Yesus pergi kepada Bapa untuk menyediakan tempat tinggal bagi kita semua.

Yang disediakan untuk kita yang percaya kepada Tuhan Yesus, yang percaya dan mau melayani Tuhan dengan kudus, tulus dan murni hatinya.
Saya juga bertanya kok rumahnya ada yang kecil dan ada yang besar, Tuhan menjawab bahwa itu semua tergantung dari ketulusan pelayanan kita...bukan dari banyaknya pelayanan yang dilakukan, tapi dari ketulusan dalam melayani Tuhan, motivasi dalam melayani. Semakin kita tulus dan dekat maka semakin Tuhan memberikan tempat yang terbaik. Terus diantara rumah-rumah itu ada yang separuh jadi dan ada yang sudah jadi, Tuhan bilang bahwa yang sudah jadi artinya orangnya sudah meninggal dan sudah bersama dengan Tuhan, sedangkan yang baru separuh jadi artinya orangnya masih belum meninggal. Surga itu sangat terang sekali, tidak menyilaukan tidak panas di kulit walalupun terang sekali, tapi sejuk di kulit.

Di ujungnya surga saya melihat ada barak, ada suatu tempat besar tapi untuk rombongan banyak orang, yang ternyata itu adalah tempat untuk orang-orang yang tidak percaya Tuhan Yesus tetapi waktu mau meninggal, misalnya dalam keadaan sakit atau koma, terus didoakan dan mau bertobat, menerima Yesus Kristus trus langsung meninggal, maka mereka akan ditempatkan disana.

Jalan yang ada di surga, di rumah-rumah itu indah sekali, seperti butiran kaca. Ada banyak pohon buah-buahan. Saya juga sempat diberi buah oleh Tuhan dan ajaib, begitu buahnya dipetik, langsung numbuh lagi. Jadi kehidupan baik disurga maupun di neraka itu semua adalah kekal. Tidak jauh dari situ saya melihat ada istana yang indah sekali, Tuhan katakan itu adalah Istana-Nya dan akhirnya mengajak saya kesana.

Disana saya melihat banyak orang memuji dan menyembah Tuhan setiap saat tanpa ada rasa capek, ngantuk dan lelah. Mereka memuji Tuhan setiap saat, setiap waktu. Sesuai dengan Firman Tuhan, saya lihat istana itu benar terdiri dari emas permata. Lantainya terbuat dari emas, dindingnya dari batu permata yang indah sekali. Tuhan itu adalah Raja diatas segala raja, Dia adalah Raja yang sangat kaya sekali.
Saya lihat juga ada malaikat. Malaikat itu ada 2 macam, ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap.

Malaikat yang bersayap itu adalah untuk peperangan rohani dan yang tidak bersayap untuk puji-pujian. Kemudian karena kasih dan kemurahan hati Bapa, saya juga dipertemukan dengan Yohanes, murid yang paling dikasihi Tuhan. Yohanes berkata pada saya, “kamu ingini hati-Nya aja, ingini dekat ama Tuhan aja, jangan ingini yang lain”.

Setelah itu saya diajak ke pekarangan dan disana saya bertemu dengan Raja Daud masih berpakaian seorang raja lengkap, kemudian dia berkata pada saya kalo dia ada disana hanya karena kasih dan kemurahan hati Tuhan. Saya takjub sekali karena setahu saya Raja daud itu kan intim sekali dengan Tuhan, tetapi kok dia sendiri bisa berkata bahwa dia ada disana hanya karena kasih kemurahan hati Tuhan. Kemudian bagaimana dengan kita yang hidup di dunia ini dan tidak intim dengan Tuhan? Raja daud juga berpesan pada saya untuk menyampaikan kepada anak-anak Tuhan untuk selalu menjaga kekudusan apalagi anak-anak muda jaman sekarang gampang jatuh dalam ketidakkudusan seperti melakukan perzinahan dan kenajisan. Saya juga bertemu dgn Musa yang hanya berkata “Aku menyesal karena tidak dapat masuk ke tanah perjanjian”.

Saya juga ketemu Paulus yang bilang bahwa kalau kamu menghadapi pencobaan yakinlah bahwa itu tidak akan melebihi kekuatanmu. Jadi saudara-saudara, yakinlah kalau kita menghadapi kesulitan yang luar biasa yakinlah bahwa Tuhan pasti akan menolong dan pencobaan itu tidak akan melebihi kekuatan kita.

Kemudian saya bertanya pada Tuhan, apa kunci untuk bisa masuk istana Tuhan, Tuhan pun menjawab “hal itu gampang sekali, kamu cuma harus intim aja sama Aku, dekat dengan Aku, melekat pada Aku, tidak ada yg lain”.

Saya bersyukur sekali bisa ketemu Tuhan Yesus yang memulihkan kehidupan saya, karena hanya pertemuan pribadi ini yang memulihkan saya.

Tuhan Yesus wajahnya lembut dan penuh kasih, jauh berbeda dengan gambar-gambar yang ada. Wajahnya mulia dan bisa membuat kita terkesima melihat-Nya.

Tokoh-tokoh Alkitab yang kita baca umurnya ratusan tahun juga waktu saya temui di surga, mereka umurnya masih muda, sedang gagah-gagah nya, sekitar umur 30 – 40 tahun. Saya pun waktu dibawa Tuhan, di alam roh, saya seperti anak kecil berumur 10 tahun, padahal dalam kehidupan nyata, umur saya sudah 21 tahun.

Jadi saudara-saudara, bersiap-siaplah, supaya kita selalu layak di hadapan Tuhan, hidup kudus dan dekat melekat dengan Tuhan. Kita tidak tahu kapan kita dipanggil, jadi harus cepat bertobat dan hidup kudus.

Buat saudara-saudara yang belum percaya, cepat-cepatlah percaya karena hanya Tuhan Yesus Kristus lah yang punya kerajaan surga, hanya Tuhan Yesus lah satu-satunya jalan menuju keselamatan dan surga.

Praise The Lord....

Penyemir Sepatu Temukan Kristus Yesus Melalui Kayuparu

Menurut sensus ada 3.600 bocah penyemir yang terdapat di La Paz, ibukota Bolivia. Kebanyakan dari mereka adalah anak muda atau remaja, yang terpaksa bekerja di jalanan untuk kebutuhan keuangan keluarga mereka. Banyak dari penyemir ini yang malu dengan profesi mereka dan menyembunyikan wajah dengan menggunakan penutup wajah olahraga ski.
“Saya menutupi wajah saya karena adik saya. Saya tidak mau anak-anak lainnya memberitahu adik perempuan saya di sekolah bahwa kakaknya seorang penyemir sepatu,” kata Wilfredo Silvestre. “Saya menggunakan topeng ski sejak umur saya 12 tahun. Sejak itu, tidak ada tetangga saya yang tahu bahwa saya penyemir sepatu.”
Bocah lain, yang bernama Ramiro Tapia menambahkan, “Anda harus melindungi wajah. Jika Anda berkata Anda seorang penyemir sepatu, orang-orang akan memperlakukan Anda dengan buruk.”
Beberapa tahun belakangan ini, diskriminasi seperti itu dapat diatasi berkat sebuah kelompok “Kayuparu” yang berarti “Di bawah kakimu” dalam bahasa Aymara. Randy Davis, seorang insinyur Amerika yang menjalankan pelayanan ini.
“Saya suka bagaimana mereka termotivasi untuk mengubah hidup mereka. Mereka juga berjuang melawan alkohol, sama seperti menentang diskriminasi yang mereka derita karena menjadi penyemir. Banyak orang berpikir bahwa mereka pencuri, bahwa mereka masalah negeri ini, tapi kenyataannya tidak seperti itu,” jelas Davis.
Pelayanan ini menggunakan olahraga sebagai sarana untuk meraih kepercayaan diri mereka dan secara berkala sama-sama membagikan Firman. Mereka juga mendaki gunung di Gunung Andean. “Habis itu, kami punya pemuridan, sebuah kelompok kecil dimana anak-anak yang ingin mengubah hidup mereka, dan menjadi orang percaya, bisa bertumbuh dan mengembangkan kehidupan ke-Kristen-an mereka,” kata Davis. “Kami juga bekerjasama dengan gereja-gereja agar pada akhirnya anak muda tersebut mempunyai gereja lokal.”
Setelah lima tahun, pelayanan kepada penyemir sepatu membuahkan hasil. “Sangat berbeda sekali hidup dengan Yesus dan hidup tanpa Yesus,” kata Silvestre, bocah penyemir sepatu itu. “Ada dua hal yang berbeda, karena ketika Anda hidup bersama Yesus, kehidupan Anda sangat masuk akal. Anda berharap kepada yang di atas kita. Tapi ketika Anda tidak bersama Kristus, Anda tidak punya harapan apapun. Anda cuma menjalani kehidupan Anda.”
Tapia pun juga mengatakan, “Dia memberikan saya tujuan hidup dan saya menyadari bahwa Dia adalah satu-satunya yang memberi arti, tuntunan dalam kehidupan saya.”
Karena kepercayaan diri dan kasih Tuhan, maka penyemir sepatu dapat menemukan Yesus melalui pelayanan Kayuparu ini, banyak yang sudah melepaskan topeng mereka yang menyembunyikan identitas mereka dan rasa malu mereka. Sekarang mereka menunjukkan bahagianya hidup dengan mengetahui ada kehidupan yang baru di dalam Yesus Kristus. Kayuparu mengembalikan identitas asli para penyemir sepatu, apakah pelayanan yang Anda lakukan sekarang?

Berjalan dalam ketaatan

Keluaran 3:4
Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 89; Lukas 10; Yeremia 23-24
Tim Dreamworks di Hollywood telah menemukan bintang baru. Bintang baru itu diorbitkan sebagai “the Prince of Egyp”,  tapi kita sudah mengenalnya sejak lama sebagai Musa. Ceritanya penuh dengan drama, aksi dan konflik, dan telah menjadi subjek lebih dari satu film. Tetapi pada intinya, itu adalah cerita yang sangat mendasar dari satu orang yang belajar untuk mengikuti, percaya dan mentaati Allah.
Musa mengawali hidupnya dengan jalan yang berbatu. Dia hampir terbunuh pada saat lahir, tetapi diadopsi ke dalam rumah tangga keluarga Firaun. Ia dibesarkan seorang pangeran Mesir, tapi ia benar-benar anak seorang budak Ibrani. Dia tinggal di dua dunia sampai ia empat puluh tahun, kemudian memutuskan untuk member lebih banyak waktu bagi teman-teman sebangsanya... tapi yang malah menjadi bumerang. Niat Musa baik - tetapi Musa berusaha untuk melakukan apa yang dia yakini sebagai pekerjaan Tuhan dengan caranya sendiri. Apakah hal ini terdengar akrab ditelinga Anda? Dia membunuh seorang Mesir yang telah memukuli seorang Ibrani, kemudian tubuhnya dikubur dengan  pasir. Dia pikir tidak ada yang melihat, tapi kejadian itu ternyata terungkap. Mungkin dia tidak menggali cukup dalam, dan angin gurun mungkin bertiup keras sehingga jari kaki korban-nya segera mencuat keluar dari pasir!
Ketika kita mencoba untuk mengubur dosa kita dengan cara kita sendiri, hal tersebut tidak akan pernah berhasil. Dosa itu akan terus datang kembali. Kita akhirnya akan terus berbohong, terus menipu, jika kita ingin menutupi dosa-dosa kita. Kemudian takut untuk menampakkan diri kita dihadapan orang lain. Ketika dosa datang ke dalam hidup Anda maka ketakutan akan dengan cepat mengikuti. Seorang pria pernah berkata kepadaku, "Aku tidak pernah rasanya dicekat ketakutan, dilumpuhkan oleh ketakutan, sampai aku mulai selingkuh. Dikemudian hari aku hidup dalam terror dan ketakutan bahwa istriku akan mengetahui rahasia tersebut.”
Ketika Musa memukul dan membunuh orang Mesir, ia melihat ke timur dan barat ... tapi ia tidak melihat ke atas. Dia  kuatir tentang apa yang manusia bisa melihat, tetapi tidak ingat bahwa mata Allah melihat. Dihadapkan dengan dosa dan ditolak oleh rakyatnya, dia melakukan satu-satunya hal yang ia tahu, ia lari. Hingga akhirnya Musa bertemu dengan Tuhan di padang gurun, dimana dia siap untuk percaya, mentaati dan mengikuti Tuhan, saat itulah ia mulai dipakai Tuhan untuk mengubah bangsanya.
Ingatlah hal ini, jika kita belum siap untuk percaya, menaati dan mengikuti Tuhan, kita belum siap untuk digunakan oleh Tuhan, tidak peduli seberapa besar niat baik kita!

Kesaksian Pingkan Mambo Bertemu dengan Yesus


main_img
Beberapa hari belakangan ini, banyak dimuat pemberitaan yang menyebutkan bahwa Pingkan Mambo sudah mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya. Beberapa minggu yang lalu, Pingkan Mambo pernah memberikan kesaksiannya di salah satu gereja di Jakarta. Di sana, Pingkan Mambo juga menyanyikan salah satu lagu rohani.
Adapun kesaksiannya yaitu sebagai berikut. Menurut salah seorang jemaat yang beribadah di gereja tersebut, Pingkan Mambo mengenal Yesus berawal dari ibu temannya, yang merupakan teman dekat sehingga Pingkan sering bertandang ke rumah mereka. Di sana, ibu temannya tersebut mengisahkan kisah perjalanan hidupnya bersama Yesus.
Secara otomatis, Pingkan yang sering bertandang itu, sering mendengar siapa itu Yesus dan bagaimana Pribadi-Nya. Pingkan sendiri menganggap sebagai pembicaraan biasa, pembicaraan sambil lalu dan tidak memasukkannya ke dalam hati sampai pada suatu kali. Ibu temannya ini bilang, “Suatu hari, nanti Yesus juga datang kepadamu.” Kurang lebih seperti itulah ucapan ibu tersebut.
Sejak itu, Pingkan mulai kepikiran, kenapa ibu ini bisa ngomong seperti itu. Apa yang dia maksud? Kisah selanjutnya terjadi ketika pengacara Pingkan, yang saat itu sedang mengurus masalah perceraiannya, salah mengirim MMS. Maksud hati hendak mengirim ke salah seorang teman, ternyata si pengacara salah kirim ke nomor telepon genggam Pingkan. Adapun MMS yang dikirim yaitu gambar Yesus. Sang pengacara pun meminta maaf.
Pingkan terkejut bukan main. Kenapa pada saat dia sedang memikirkan perkataan ibu temannya, dia tiba-tiba mendapatkan MMS bergambar Yesus. Pingkan mulai bertanya-tanya apakah maksud dari semua ini. Sejak saat itu, Pingkan mencoba datang ke gereja-gereja dan mencari tahu siapa itu Yesus.
Di saat itulah, Yesus datang dalam hidup Pingkan dan memenuhi dirinya dengan kasih-Nya yang luar biasa sehingga Pingkan merasa diubahkan dan menjadi baru. Kasihnya berkobar-kobar buat Yesus, karena dia tahu bahwa dia sudah berada dalam genggaman yang aman, di bawah naungan Allah yang Maha Kuasa.

Percakapan Tuhan dan bayi

suatu pagi seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia. Dia bertanya kepada Tuhan,

Bayi : "Para malaikat di sini mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara saya hidup di sana? saya begitu kecil & lemah."

Tuhan : "Aku sudah memilih 1 malaikat untukmu. Ia akan menjaga dan mengasihimu."

Bayi : "Tapi di sini di dalam surga apa yang pernah kulakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa. Ini sudah cukup bagi saya."

Tuhan : "Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangantan cintanya dan menjadi lebih berbahagia."

Bayi : "Dan bagaimana saya bisa mengerti saat orang-orang berbicara kepadaku jika saya tidak mengerti bahasa mereka?"

Tuhan : "Malaikatmu akan berbicara kepadamu dengan bahasa paling indah yang pernah engkau dengar dan dengan penuh kesabaran dan perhatian dia akan mengajarkanmu bagaimana cara berbicara."

Bayi : "Apa yang akan saya lakukan saat saya ingin berbicara kepadamu?"

Tuhan : "Malaikatmu akan mengajarkanmu bagaimana cara berdoa."

Bayi : "Saya dengar bahwa di bumi banyak orang yang jahat, siapakah nanti yang akan melindungi saya?"

Tuhan : "Malaikatmu akan melindungimu walaupun hal itu akan mengancam jiwanya."

Bayi : "Tapi saya pasti akan sedih karena tidak melihatMu lagi."

Tuhan : "Malaikatmu akan menceritakan padamu tentang-Ku dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku, walaupun sesungguhnya Aku akan selalu berada di sisimu."

Saat itu surga begitu tenangnya sehingga suara dari Bumi dapat terdengar dan sang bayi pun bertanya perlahan,

"Tuhan, jika saya harus pergi sekarang, bisakah Engkau memberitahuku nama malaikat tersebut?"

Jawab Tuhan,

....."Kamu akan memanggil malaikatmu, Ibu."

Malaikat di bank

Beberapa tahun yang lalu di wilayah Lower East Side di New York terdapat sebuah shteibel kecil (rumah ibadah kecil). Apabila sepuluh pria berkumpul untuk sembahyang, ruangan itu menjadi cukup untuk berdiri saja. Dahulu ruangan itu merupakan kedai tukang kunci.

Kedai tukang kunci tua itu telah kosong selama bertahun-tahun, sampai Rabbi Seigel pindah ke wilayah pemukiman tersebut dan bertanya kepada pemiliknya apakah ia dapat menggunakan kedai yang kosong itu bagi umatnya dan ibadat keagamaan mereka. Ia berjanji akan mengosongkan segera setelah pemiliknya mendapatkan seorang penyewa. Pemilik itu, Morris Rabinowitz, menyadari bahwa masyarakat Yahudi di pemukimannya membutuhkan tempat untuk berdoa, tetapi saat ini adalah tahun-tahun depresi, dan jemaat tersebut tak mampu mengumpulkan cukup uang untuk menyewa bahkan sebuah ruangan kecil semacam itu.

Tapi, Rabinowitz adalah seorang pria yang baik hati, dan ia mengizinkan orang-orang menggunakan ruangan itu. “Sampai aku mendapatkan seorang penyewa,” katanya mengingatkan mereka, “lalu aku terpaksa meminta kalian untuk pergi. Aku pun perlu mencari nafkah.” Dan begitulah selama bertahun-tahun kemudian, ruangan itu tetap tidak disewakan, dan jemaat tersebut berkumpul disitu setiap pagi dan sore untuk berdoa.

Rabinowitz itu memiliki hati yang baik, dan suka menolong orang lain. Celakanya, tahun-tahun depresi itu tidak begitu ramah terhadap Rabinowitz. Ia kehilangan sebagian besar harta rumah dan pekarangan yang dimilikinya; hanya beberapa saja yang tertinggal, termasuk shteibel kecil itu.

Ia tinggal sendirian, dengan penghasilan yang amat sedikit. Pada suatu hari, istri sahabat lamanya mendatangi Rabinowitz untuk menjelaskan bahwa anak laki-lakinya telah ditangkap dan bahwa dia membutuhkan $300 untuk menyewa pengacara.

Maukah ia menolongnya? Rabinowitz pergi ke banknya dan menanyakan saldonya kepada kasir muda itu. Ia mempunyai $532. Ia menarik $300 dan membawanya kepada wanita itu. Wanita itu mengucap syukur kepadanya dan berjanji untuk membayarnya kembali segera setelah ia mampu membayarnya. Rabinowitz tersenyum dan berkata “Dengarlah, kalau kau mendapatkannya kau baru akan mengembalikannya kepadaku. Bukan sebelumnya.”

Beberapa bulan kemudian, sahabat yang lain mendekati Rabinowitz dan bertanya apakah ia dapat meminjamkan $500 untuk perkawinan putrinya. Rabinowitz mengatakan ia tidak mempunyai uang sebanyak itu, tetapi ia akan sangat gembira memberikan apa yang dimilikinya.

Ia bergegas ke bank itu, mengisi formulir penarikan, dan menyampaikannya kepada kasir, “Anda adalah kasir favoritku,” katanya kepada gadis muda itu. “Anda lihat, aku betul-betul butuh $500 untuk menolong Rosen, tetapi berikanlah aku berapa saja yang tersisa di rekeningku,” katanya dengan ramah.

Gadis muda itu membalas tersenyum dan berkata, “Tuan Rabinowitz, Anda memiliki $5.532 di rekening Anda.” “Itu mustahil!” serunya. Gadis itu memeriksa rekeningnya lagi dan berkata, “Benar, saya tidak bohong. Anda memiliki $5.532 dalam rekening Anda.” “Oke, kalau begitu berikan aku $500 yang diperlukan Rosen untuk pernikahan putrinya” kata Rabinowitz. Kasir itu menyerahkan uang tersebut kepadanya, dan Rabinowitz pergi, masih amat bingung. Ketika berjalan, ia berpikir sendiri, “Barangkali Tuhan yang baik hati telah membuka buku-buku mereka dengan paksa agar aku dapat memiliki cukup banyak uang untuk Rosen.

“Siapakah aku ini sampai mau mempertanyakan jalan-jalan Tuhan?” Beberapa minggu kemudian, Rabbi dari shteibel kecil itu dating kepada Rabinowitz. “Morris, aku tahu segala sesuatunya tidak berjalan begitu baik bagimu akhir-akhir ini, tetapi kami sangat membutuhkan uang. Kau tahu keluarga Golberg yang tinggal di sudut seberang toko bahan makanan itu? Anak mereka harus segera dioperasi. Dapatkah kau meminjamkan kurang lebih $5000 kepada mereka untuk menyelamatkan nyawa anak mereka?”

Rabinowitz melenguh (termenung). “Aku tidak mempunyai uang $5000, tetapi aku akan memberimu apa saja yang aku miliki, demi menyelamatkan nyawa seorang anak; apa lagi yang lebih penting dari ini?” Sekali lagi Rabinowitz pergi ke bank. Ia memberikan lembar penarikan kepada kasir favoritnya untuk menutup rekeningnya. “Anda tidak harus menutup rekening Anda apabila Anda menghendaki $5000, Tuan Rabinowitz. Anda mempunyai $10,000 di rekening Anda.” “Sepuluh ribu dolar! Aku sudah berminggu-minggu tidak menabung!” teriak Rabinowitz. Gadis itu memeriksa ulang dan tersenyum.

“Anda memang mempunyai $10.000 di rekening Anda.” “Apakah Anda yakin? Aku tidak ingin Bank ini mengejar-ngejar aku untuk mendapatkan uang itu.” Gadis itu memeriksa lagi dan bahkan menelepon manajer Bank tersebut. Ia menegaskan bahwa rekening itu berisi $10,000. Gadis itu memberi Rabinowitz sebuah cek bank seharga $5000, dan ia membawanya ke shteibel dan menyerahkan cek itu kepada Rabbi. Tetapi Rabinowitz tidak pernah mengatakan sepatah kata pun bagaimana uang itu bisa bertambah banyak di rekeningnya.

Dan begitulah sepanjang hidupnya. Rabinowitz yang tidak mempunyai keluarga terus melakukan mukjizat kecil di pemukiman tersebut, bukan untuk dirinya sendiri. Tahun-tahun berlalu dan ia pun menjadi rapuh. Gadis muda yang mas kawinnya dibayar Rabinowitz itu merawatnya. Anak muda yang pernah membutuhkan operasi untuk menyelamatkan nyawanya, sekarang menjadi seorang bankir kaya yang mengusahakan apa saja yang dibutuhkan Rabinowitz agar tidak kekurangan sesuatu. Gedung yang menjadi tempat shteibel itu diberikan kepada Rabbi, yang dengan bantuan Rabinowitz, berhasil menghimpun cukup banyak uang untuk mengubah gedung itu menjadi sebuah sinagoga yang indah dimana kaum beriman dapat berdoa setiap pagi dan malam. Jadi hidup Rabinowitz berakhirlah. Dan bagaimana misteri rekening bank yang bertambah itu?

Gadis muda yang menjadi kasir favorit itu adalah putrid seorang pria yang dahulu pernah menghadapi kesulitan keuangan yang serius. Pria itu mengusahakan uangnya dengan bijaksana dan hasilnya lebih banyak daripada yang diperlukannya. Ketika ia menyadari bahwa putrinya bekerja di bank dimana rekening Rabinowitz berada, ia mempunyai ide mendepositokan satu juta dolar di bank tersebut dengan perintah pada putrinya untuk mengusahakan agar rekening Rabinowitz senantiasa tersedia bagi keperluan apa saja yang diminta oleh Rabinowitz.

Rabinowitz meninggal dunia tanpa pernah mengetahui salah satu dari hal ini. Ia menganggap kasir muda itu sebagai seorang malaikat yang menyamar, dikirim untuk memberkati seorang pria sengsara ketika ia memberkati orang lain.

Diceritakan kembali oleh Arnold Fine
Sumber: Sentuhan 9 menit, edisi 2. By Anthony Harton

“Setiap perbuatan baik yang kita lakukan dengan tulus kepada sesama adalah tabungan untuk diri kita sendiri, karena Tuhan tidak pernah berhutang kepada umat-Nya.”
rton

Kebenaran menyakitkan tapi membebaskan

Banyak orang masih senang hidup dalam kepura-puraan, dalam kebohongan. Dengan memulai sebuah kebohongan dan kepura-puraan, kita akan melanjutkan lagi dengan kebohongan lain dan kepura-puraan lain. Berlangsung terus menerus hingga kita terjerat.
Jerat kepura-puraan dan kebohongan sangat halus, membuat kita tidak menyadari mulai melangkahkan kaki masuk ke dalamnya. Misalnya saja, seorang mahasiswi yang berbohong dan berpura-pura menjadi anak manis di rumah, padahal di kampus kehidupannya bebas tak terkendali. Ia memang mendapat pujian, mendapat kepuasan dari dunia. Tetapi lama kelamaan ia masuk dalam perangkap kepura-puraan dan kebohongan terus menerus. Hingga jiwanya mati. Hidup jauh dari jalan kebenaran. Suami istri yang saling membohongi cintanya, hidup dalam kepura-puraan. Para hamba Tuhan yang membohongi diri sendiri dengan tameng pelayanan.

Hidup dalam kebenaran memang menyakitkan, mengapa? Kita harus menyalibkan keinginan daging, menyalibkan egoisme, menyalibkan kenikmatan dunia. Menyatakan kebenaran Firman ALLAH pada sesama melalui perkataan dan perbuatan, dengan resiko penolakan dunia, penganiayaan, kebencian. Tetapi memerdekakan jiwa kita di hadapan TUHAN. Kita tidak usah lagi merasa terdakwa, tidak usah ragu menyatakan kemuliaan TUHAN dalam setiap aspek kehidupan kita. Kita dapat mempertanggung jawabkan dihadapan KRISTUS yang telah mati bagi kita di KAYU SALIB. Dimana kita akan hidup kelak? Di dalam dunia atau di kekekalan ? Kemana kita akan pulang ?

2 Korintus 4: 2 tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan oleh semua orang di hadapan Allah.

HIDUP DALAM KEBENARAN AKAN MEMERDEKAKAN KITA. MEMBUAT KITA BISA MAKSIMAL MELAYANI KRISTUS. MENYATAKAN KEBENARAN MENYAKITKAN DI DUNIA, NAMUN MEMERDEKAKAN DI KEKEKALAN. MARI KITA MULAI AMBIL KOMITMEN UNTUK HIDUP LEPAS DARI JERAT KEPALSUAN. HIDUP DALAM KEBENARAN FIRMAN TUHAN. KARENA KITA TIDAK HIDUP DALAM DUNIA SELAMANYA. KITA DIPERSIAPKAN UNTUK MENUJU KEKEKALAN.
TIDAK ADA KATA TERLAMBAT, JIKA INGIN MELEPASKAN DIRI DAN MEMPEROLEH KEMERDEKAAN KEKAL DI HADAPAN ALLAH. (ml)

TERPUJILAH KRISTUS

Tetap percaya dan taat

" Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak ALLAH kamu memperoleh apa yang di janjikan itu. Ibrani 10:35,36.

Saudara, berapa banyak orang Kristen yang terlalu mudah untuk melepaskan imam percaya mereka oleh karena kedudukan, jabatan, harta kekayaan, jodoh dan lain sebagainya. Dan mereka menganggap bahwa pengorbanan YESUS KRISTUS di atas kayu salib terlalu rendah, sehingga mereka tidak mau mempertahankan kepercayaan mereka. Namun kali ini firman TUHAN menasihatkan untuk tidak undur dari imam kita. Karena apabila kita melakukan dengan tekun maka kita akan menerima upah yang besar. Selain itu , tanpa imam seseorang tidak berkenan di hadapan ALLAH.
Apabila kita meneliti kembali kisah dari Abraham yang terdapat di dalam Kejadian 12, maka kita akan belajar banyak hal mengenai hidup yang percaya kepada TUHAN; Yaitu ketika Abraham di panggil TUHAN untuk keluar dari sanak saudaranya dan pergi ke suatu negeri yang di tunjukan TUHAN. Sedang negeri yang hendak di kunjungi masih belum di ketahui posisinya di mana maupun adat istiadat penghuninya, tetapi Abraham hanya mempercayakan hidupnya kepada TUHAN. Dia hanya melakukan apa yang di perintahkan TUHAN kepadanya. Abraham merespon ' ya TUHAN ' ( sebagai tanda setia dan taat pada TUHAN ), Abraham percaya apa yang di firmankan TUHAN bahwa ia akan di jadikan bapak bangsa-bangsa.
Kita lihat perjalanan hidup Abraham maka kita tidak pernah takut ataupun kekuatiran karena .... Sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah di firmankan : " Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Imamnya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup ( Roma 4 : 18,19 ).
Saudara apabila kita merespon panggilan TUHAN maka kita akan hidup dalam perlindungan ALLAH, dan perlindungan ALLAH itu sungguh sempurna. TUHAN akan memberkati orang yang memberkati kita. Untuk itu jangan ragu terhadap segala janji TUHAN, karena janji TUHAN yang di sampaikan di sertai dengan sumpah. Dan ... "TUHAN tidak lalai menepati janji Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat "( 2 Petrus 3:9 )
Kehidupan Abraham penuh dengan liku-liku, dan ia sempat mengambil keputusan yang salah, sehingga lahirlah Ismail. Dan supaya ia benar kembali maka ia mengambil keputusan yang tegas untuk menjawab " ya TUHAN " terhadap segala yang di perintahkan TUHAN, termasuk menyerahkan Ishak sebagai korban bagi TUHAN. Pada akhirnya TUHAN menyediakan domba sebagai ganti korban bagi TUHAN. Selain itu Abraham di perintahkan untuk mengusir Hagar beserta anaknya. Memang hal ini sempat membuat hati Abraham sebal tetapi Abraham berani mengambil keputusan yang bijak, maka ia berada dalam posisi yang benar dan janji-jani TUHAN di genapi dalam hidupnya ( baca: Keluaran 21:8-12 ).
Dalam kehidupan ini, kita di tuntut untuk bijak mengusir dosa yang tersembunyi dalam kehidupan kita, maka kita yang percaya kepada YESUS KRISTUS berhak menerima berkat-berkat Abraham, seperti yang tertulis dalam Galatia 3:29. "Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah".....Amen

Jangan menjadi batu sandungan

Beberapa orang dapat memanfaatkan sebuah kedudukan untuk lepas dari sebuah tanggung jawab, atau mengunakan statusnya untuk menghindari kewajiban. Misalnya saja, seorang yang berkedudukan sebagai tokoh yang dikenal masyarakat merasa dapat bebas dari kewajiban untuk membayar ketika memasuki sebuah taman hiburan, atau makan di suatu tempat, oleh karena pemilik sudah mengenal dia sebagai seorang tokoh masyarakat, bahkan ada seorang yang mengaku hamba Tuhan, merasa sah-sah saja tidak membayar makanannya, sebab merasa harus jemaat yang wajib membayarnya, kan beliau hamba Tuhan, jadi harus diberi spesialisasi. Bisa juga anak dari seorang yang cukup terpandang, merasa boleh bersikap seenaknya di sekolah tanpa perlu melakukan kewajiban, sebab orang tuanya menjadi donatur terbesar sekolah itu. Dll. Masih banyak contoh lain penyalah gunaan kedudukan atau status demi kepentingan sendiri. Tanpa berpikir sebenarnya hal tersebut merugikan orang lain bahkan menjadi sebuah batu sandungan bagi orang lain. Orang memiliki status sosial yang special, atau kedudukan yang khusus itu sah-sah saja. Namun sebagai orang percaya, hendaknya dapat memebri contoh yang baik, sehingga nama Tuhan di permuliakan, tidak menjadi bahan pergunjingan di belakang hari.

Kisah ini memberi contoh pada kita bahwa Tuhan Yesus melakukan semua kewajibanNYA. Tidak memanfaatkan kedudukan dan statusNYA. Contoh berikutnya adalah, segala sesuatu tidak didapat dengan mudah, harus ada usaha. Ia meminta kepada Simon untuk memancing dan mendapatkan uang dari dalam mulut ikan yang dia pancing. Perhatikan pesan yang ingin disampaikan Tuhan. Apa yang wajib kita bayar atau kita lakukan, itu harus kita bayar dan lakukan. Juga sebagai orang percaya, bukan berarti meminta Tuhan melakukan sulap untuk mendapatkan sesuatu yang seharusnya kita usahakan dan kita cari. Harus ada usaha. Baru Tuhan melakukan mujizat. Sebab kuasa Tuhan bukan merupakan sebuah sulap. Tetapi hasil dari respon yang kita lakukan atas perintahNYA.

Banyak orang mengeluh mengapa dalam hidupnya tidak terjadi mujizat. Coba tilik kembali, sejauh mana kita meresponi Tuhan ? Seperti Simon yang taat meresponi perintah Yesus. Simon dapat saja berkata, “mengapa harus jauh-jauh aku pergi memancing? Bukankah Guru dapat langsung mengadakan uang itu untuk membayar bea ?” Dan apakah Yesus tidak sanggup melakukan itu? Pelajari dari cara Simon. Tanpa bertanya, tanpa protes, tanpa mengeluh, ia langsung melakukan perintah Yesus. Simon percaya 100% akan perkataan Yesus.
Bagaimana dengan kita ? Tuhan mengerti bagaimana dan kapan harus terjadi mujizat pada kita agar tidak terlihat seperti magic. Tuhan juga ingin kita bersikap sewajarnya orang percaya, agar tidak menjadi batu sandungan, dan orang dapat melihat kemuliaan Yesus dalam peristiwa hidup kita. (ml)

TERPUJILAH KRISTUS

Cinta yang sejati

Belum habis para malaikat terkagum-kagum akan apa yang telah dibuatNya selama 5 hari sebelumnya, dan hari itu Allah mengambil keputusan, "Aku akan menciptakan yang laen daripada yang laen hari ini !" kataNya pada hari yang ke-enam.

Tiba-tiba Allah turun dari tahtaNya yang mulia dan berkilauan, Ia menginjakkan kakiNya di atas tanah yang berlumpur itu untuk pertama kalinya dan, dengan penuh kelembutan, Ia menggulung lengan jubahNya.

Berbisik-bisiklah para Malaikat satu dengan yang laen, penuh rasa ingin tahu apakah gerangan yang membuat Allah turun dari tahtaNya dan berdiri di atas lumpur itu. Lalu seorang malaikat memberanikan diri dan bertanya," Ya Allah Yang Mulia, Maha Penyayang dan Pengasih, apakah yang akan Kau buat hingga Kau merelakan kaki dan jari-jari tanganMu menyentuh lumpur yang kotor itu? Biarlah kami yang melalukan pekerjaan yang kotor ini sebab Engkau tidak layak untuk melakukan ini semua".

Tersenyumlah Allah dengan senyuman khasNya yang lembut, "Lihatlah, sebentar lagi pekerjaanKu akan selesai".
"Apakah yang akan Kau buat Tuanku?" tanya malaikat itu lagi. Allah menjawab, " Aku akan menciptakan karya yang terindah yang segambar dan serupa dengan diriKu.".

Terbelalaklah mata malaikat itu, "Wah...begitu mulianya dan berharganya ciptaanMu ini. Mengapa Engkau mau menciptakannya ?" , tanyanya sambil menengadahkan kepalanya.
JawabNya," Akan ada kasih di hatinya bagiKu, akan ada pujian dari mulutnya, dan akan ada cinta yang sejati antara Aku dan dia. Bukankah itu indah? Pernahkah terlintas di pikiranmu akan hal ini, dicintai dan mencintai dengan cinta yang sejati ?".

Terkagumlah malaikat itu dan dengan mata yang berbinar-binar berkata, " Sangat indah ya Tuanku, sangat indah...Sungguh tak sekalipun hal ini terlintas di pikiranku. Pastilah ciptaan dariMu ini senantiasa akan menyenangkanMu, selalu patuh padaMu, tak pernah menyangkaliMu dan mengasihiMu sepanjang hidupnya...".
Sambil tersenyum Ia berkata, "Yang Kau katakan itu sangatlah indah, tetapi tidaklah demikian. Dia akan memiliki kebebasan dan dia akan memiliki pilihan untuk mengasihiKu atau tidak."

Semerta-merta raut muka malaikat itu berubah dan tenggelam dalam kebingungan yang tak terselami, "Dengan demikian mereka memiliki kesempatan untuk membuat diriMu sedih, ya Rajaku. Engkau terlalu baik untuk dikecewakan, tidakkah lebih baik untuk tidak menciptakannya atau mungkin menciptakan mereka dengan hati yang selalu mencintaiMu, tanpa pilihan yang lain?"

"Aku menginginkan cinta yang sejati, hambaKu. Dan cinta yang sejati bukanlah cinta yang memaksa tetapi cinta yang timbul dari segala macam pilihan yang ada".

Mengertilah malaikat itu dan berkata, "Jadilah kehendakMu ya Tuanku ! Kudus dan mulialah Engkau selamanya !".
Seketika itu juga, lumpur itu mulai menunjukkan bentuknya yang berstruktur sama dengan Allah dan akhirnya Ia berkata, " Kuhembuskan nafas kehidupan daripadaKu, jadilah engkau manusia !"

ALLAH Berfirman

" Pada mulanya ALLAH menciptakan langit dan bumi . Bumi belum terbentuk dan kosong;gelap gulita menutupi samudera raya, dan ROH ALLAH melayang-layang diatas permukaan air. Berfirmanlah ALLAH : " jadilah terang ." Lalu terang itu jadi " ( Kejadian 1:1-3 ) Baca:Kejadian 1:1-2:7; Yohanes 1:1


Bila Anda bayangkan bagaimana seandainya bila kitab Kejadian tidak terdapat dalam bagian Perjanjian Lama, Tentu kita akan kehilangan informasi penting tentang penciptaan . Bila itu terjadi tentu teori evolusi akan banyak dianut oleh banyak orang didunia ini.Sayangnya hal itu tidak pernah terjadi sehingga melalui kitab Kejadian ini kita bisa mengetahui dari mana manusia berasal. Dan melalui kitab Kejadian ini pula semua teori yang bertentangan dengan nya menjadi gugur termasuk teori buatan Darwin.
Melalui kitab Kejadian ini juga kita bisa mengetahui bagaimana caranya ALLAH menciptakan segala makhluk termasuk manusia.Setiap ALLAH menciptakan sesuatu Alkitab selalu mencatat " Berfirmanlah ALLAH ." Jadilah terang." lalu terang itu jadi." Tanpa ALLAH berkata atau berfirman maka semuanya tidak akan pernah ada. Jadi ALLAH harus berfirman dan berkata-kata dulu baru semuanya menjadi ada.
Demikian juga pada saat ALLAH menciptakan manusia juga dengan berfirman. ALLAH menciptakan manusia melalui tiga tahap.Tahap pertama ketika ALLAH berfirman " Baiklah kita menjadikan manusia [ rohnya] menurut gambar dan rupa kita...."( Kejadian 1:26 ). Disini ALLAH sedang menciptakan bagian roh-nya yang diambil dari diri-NYA sendiri .Tahap kedua ALLAH membuat tubuhnya. " ketika itulah TUHAN ALLAH membentuk [ tubuh ] manusia itu dari debu tanah..." ( Kejadian 2:7 ) . Tahap ketiga ALLAH membuat jiwanya dengan cara "... menghembuskan nafas hidup kedalam hidungnya; demikian manusia itu menjadi makhluk yang hidup [ the living soul-jiwa yang hidup]. Jadilah manusia sebagai makhluk roh memiliki jiwa dan tinggal didalam tubuh.
Kita tahu ALLAH itu adalah ROH adanya sehingga kalimat " Berfirmanlah ALLAH " bisa di ganti " Berfimanlah ROH." Bila saat Roh berfirman atau berkata-kata semuanya terjadi, hal yang sama akan terjadi saat roh kita berkata-kata melalui mulut kita. Bedanya kalau ALLAH mencipta dari yang benar-benar tidak ada menjadi ada sedangkan kita membuat apa yang telah ada di dalam alam roh surga seperti yang tertulis di dalam firman ALLAH seperti kesembuhan,keselamatan, kemenangan dan berkat-berkat TUHAN ALLAH menjadi kenyataan secara lahiriah.

TUHAN YESUS membrkati Anda...Amin.

GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)

Pembacaan dari Amsal 31:1-9

GPS, sebagian besar hp memilikinya, bahkan di mobil pun dipasang GPS . Dengan GPS kita dapat mencari arah yang kita tuju. Semacam penunjuk jalan untuk kita agar tidak tersesat. Jaman semakin modern dan peralatan canggih semakin dapat membantu manusia. GPS dipakai untuk menemukan tempat di bumi ini. Tetapi sadarkah kita bahwa kita juga memiliki GPS untuk menemukan jalan ke sorga ? GPS yang akan menunjukkan kita pada jalan menuju KerajaanNYA. Ya.. benar sekali.. GPS kita orang percaya adalah TUHAN YESUS..Sebab tidak ada yang dapat datang kepada BAPA kalau tidak melalui Yesus Kristus, dan segala petunjuk dalam Firman Allah. GPS yang sangat canggih yang sudah disediakan Bapa bagi anak-anak-NYA agar tidak tersesat. Sayangnya masih banyak orang percaya mengabaikan ini. Hanya tahu GPS yaitu YESUS KRISTUS. Tetapi tidak bisa memahami segala yang tertera dlm GPS tersebut, yaitu Firman Allah. Jadi “GPS”nya Cuma sebagai pajangan dan simbol Kekristenan saja. Dengan alasan, rumit dan tidak bisa membaca firman. Lebih baik, berjalan dengan perasaan aja.. Mudah-mudahan jalan yang ditempuh benar.

Jalan menuju Kerajaan Allah itu bukan jalan dengan menggunakan perasaan. TETAPI JALAN YANG PENUH KEPASTIAN. OLEH SEBAB ITU, PELAJARI, RENUNGKAN, LAKUKAN FIRMAN. BARU KITA PAHAM. Jika hanya di buka dan dilihat saja sepintas, wah..!! Berbahaya.. Bisa-bisa salah mengartikan petunjuk. Malah Jadinya binasa. Mari mulai sekarang kita lebih maksimal memahami arti Firman Tuhan agar dapat tiba di tujuan akhir kita yaitu Kerajaan Allah. (ml)

TUHAN MEMBERKATI

Penginjil dan pengamen

Di bawah ini merupakan kesaksian dari pendeta yang kemarin berkotbah di tempat saya. Nama pendetanya Bp Wisnu. Berikut penuturan beliau:
Beberapa waktu yang lalu saya ada pelayanan untuk Youth di daerah Tangerang. Saya naik bis jurusan Tangerang pada siang harinya untuk menuju rumah kakak saya terlebih dulu karena pelayanan tersebut akan berlangsung sore hari. Di dalam bis yang penuh sesak tersebut, masuk pula seorang pengamen cilik usia sekitar 7-8 tahun dengan berbekal kecrekan sederhana (mungkin dari tutup botol)

Berbekal alat musik sederhana tersebut, dia nyanyikan lagu "Yesus ajaib, Tuhanku ajaib...." (~ a song by Ir. Niko, red.) Dan kata-kata tersebut diulang terus menerus. Hampir seluruh penumpang
bis memarahi anak tersebut, "Diam kamu! Jangan nyanyi lagu itu lagi. Kalau kamu nggak diam, nanti saya pukul kamu!"

Tapi ternyata anak tersebut tidak menanggapi kemarahan mereka dan dengan berani terus menyanyikan lagu tersebut. Saya dalam hati berkata, "Tuhan, anak ini luar biasa. Kalau saya, belum tentu saya bisa/berani melakukan hal tersebut". Karena bis akan melanjutkan perjalanan menuju tol berikutnya, di pintu tol menuju Serpong (kalau tidak salah), hampir 3/4 penumpang turun dari bis tersebut. Termasuk saya dan pengamen cilik tersebut. Anak kecil itu didorong hingga akhirnya jatuh. Kemudian dia bangkit lagi. Tapi dia didorong oleh massa hingga terjatuh lagi. Semua penumpang bis mengerumuni anak itu. Saya masih ada di situ dengan tujuan jika kemudian anak tsb akan ditempeleng atau dihajar, saya akan berusaha untuk menariknya lari menjauhi mereka.


Seluruh kerumunan itu baik pria maupun wanita menjadi marah, "Sudah dibilang jangan nyanyi masih nyanyi terus! Kamu mau saya pukul?" dst, dst. Anak kecil itu hanya terdiam. Setelah amarah mereka mulai mereda, anak kecil itu baru berbicara, "Bapak-bapak, Ibu-Ibu jika mau pukul saya, pukul saja. Kalau mau bunuh, bunuh saja. Tapi yang Bapak dan Ibu perlu tahu, walaupun saya dipukul atau dibunuh saya tetap akan menyanyikan lagu tersebut." Seluruh kerumunan menjadi terdiam sepertinya mulut mereka terkunci. Kemudian dia melanjutkan, "Sudahlah... . Bapak, Ibu tidak perlu marah-marah lagi. Sini.. saya doakan saja Bapak-Ibu."


Dan apa yang terjadi, seluruh kerumunan itu didoakan satu per satu oleh anak ini. Banyak yang tiba-tiba menangis dan akhirnya mau menerima Tuhan. Saya yang sedari tadi menyaksikan hal tersebut, kemudian pergi meninggalkan kerumunan tsb. Saya melanjutkan naik mikrolet. Jalanan macet krn kejadian tersebut hingga mikrolet melaju dengan sangat lambat. Sopir mikroletnya bertanya, "Ada apa sih Pak? Koq banyak kerumunan?" Saya jawab "O.... Itu ada banyak orang didoakan oleh anak kecil."


Di saat mikrolet melaju dengan sangat pelan, tiba-tiba anak kecil pengamen itu naik mikrolet yang sama dengan saya. Saya kemudian bertanya, "Dik, kamu nggak takut dengan orang-orang itu?"


Jawabnya, "Buat apa saya takut? Roh yang ada dalam diri saya lebih besar dari roh apapun di dunia ini", tuturnya mengutip ayat Firman Tuhan. Lanjutnya, "Bapak mau saya doakan?"


Saya terperanjat, "Kamu mau doakan saya?"


Jawabnya, "Ya kalau Bapak mau."


Saya menjawab, "Baiklah. Kamu boleh doakan saya."


Doanya, "Tuhan berkati Bapak ini. Berkati dan urapi Bapak ini jika sore nanti dia akan ada pelayanan Youth."


Sampai di situ, saya tidak bisa menahan air mata yang deras mengalir. Saya tidak peduli lagi dengan penumpang lain yang mungkin menonton kejadian tersebut. Yang saya tahu bahwa Tuhan sendiri yang berbicara pada anak ini, dari mana dia tahu saya akan ada pelayanan Youth sore ini.


Kesaksian ditutup sampai di situ dan dengan satu kesimpulan, jika kita mau, Tuhan bisa pakai kita lebih lagi. Bukan kemampuan tapi kemauan yang Tuhan kehendaki.


~ kesaksian oleh Pdt. Wisnu

Tuhan memberkati.

THE PASSION OF JIM CAVIEZEL


Jim Caviezel adalah aktor Hollywood yang memerankan Tuhan Yesus dalam Film “The Passion Of Jesus Christ”. Berikut refleksi atas perannya di film itu.

JIM CAVIEZEL ADALAH SEORANG AKTOR BIASA DENGAN PERAN2 KECIL DALAM FILM2 YANG JUGA TIDAK BESAR. PERAN TERBAIK YANG PERNAH DIMILIKINYA (SEBELUM THE PASSION) ADALAH SEBUAH FILM PERANG YANG BERJUDUL “ THE THIN RED LINE”. ITUPUN HANYA SALAH SATU PERAN DARI BEGITU BANYAK AKTOR BESAR YANG BERPERAN DALAM FILM KOLOSAL ITU.

Dalam Thin Red Line, Jim berperan sebagai prajurit yang berkorban demi menolong teman-temannya yang terluka dan terkepung musuh, ia berlari memancing musuh kearah yang lain walaupun ia tahu ia akan mati, dan akhirnya musuhpun mengepung dan membunuhnya. Kharisma kebaikan, keramahan, dan rela berkorbannya ini menarik perhatian Mel Gibson, yang sedang mencari aktor yang tepat untuk memerankan konsep film yang sudah lama disimpannya, menunggu orang yang tepat untuk memerankannya.

“Saya terkejut suatu hari dikirimkan naskah sebagai peran utama dalam sebuah film besar. Belum pernah saya bermain dalam film besar apalagi sebagai peran utama. Tapi yang membuat saya lebih terkejut lagi adalah ketika tahu peran yang harus saya mainkan. Ayolah…, Dia ini Tuhan, siapa yang bisa mengetahui apa yang ada dalam pikiran Tuhan dan memerankannya? Mereka pasti bercanda.

Besok paginya saya mendapat sebuah telepon, “Hallo ini, Mel”. Kata suara dari telpon tersebut. “Mel siapa?”, Tanya saya bingung. Saya tidak menyangka kalau itu Mel Gibson, salah satu actor dan sutradara Hollywood yang terbesar. Mel kemudian meminta kami bertemu, dan saya menyanggupinya.

Saat kami bertemu, Mel kemudian menjelaskan panjang lebar tentang film yang akan dibuatnya. Film tentang Tuhan Yesus yang berbeda dari film2 lain yang pernah dibuat tentang Dia. Mel juga menyatakan bahwa akan sangat sulit dalam memerankan film ini, salah satunya saya harus belajar bahasa dan dialek alamik, bahasa yang digunakan pada masa itu.

Dan Mel kemudian menatap tajam saya, dan mengatakan sebuah resiko terbesar yang mungkin akan saya hadapi. Katanya bila saya memerankan film ini, mungkin akan menjadi akhir dari karir saya sebagai actor di Hollywood.

Sebagai manusia biasa saya menjadi gentar dengan resiko tersebut. Memang biasanya aktor pemeran Yesus di Hollywood, tidak akan dipakai lagi dalam film-film lain. Ditambah kemungkinan film ini akan dibenci oleh sekelompok orang Yahudi yang berpengaruh besar dalam bisnis pertunjukan di Hollywood . Sehingga habislah seluruh karir saya dalam dunia perfilman.

Dalam kesenyapan menanti keputusan saya apakah jadi bermain dalam film itu, saya katakan padanya. “Mel apakah engkau memilihku karena inisial namaku juga sama dengan Jesus Christ (Jim Caviezel), dan umurku sekarang 33 tahun, sama dengan umur Yesus Kristus saat Ia disalibkan?” Mel menggeleng setengah terperengah, terkejut, menurutnya ini menjadi agak menakutkan. Dia tidak tahu akan hal itu, ataupun terluput dari perhatiannya. Dia memilih saya murni karena peran saya di “Thin Red Line”. Baiklah Mel, aku rasa itu bukan sebuah kebetulan, ini tanda panggilanku, semua orang harus memikul salibnya. Bila ia tidak mau memikulnya maka ia akan hancur tertindih salib itu. Aku tanggung resikonya, mari kita buat film ini!

Maka saya pun ikut terjun dalam proyek film tersebut. Dalam persiapan karakter selama berbulan-bulan saya terus bertanya-tanya, dapatkah saya melakukannya? Keraguan meliputi saya sepanjang waktu. Apa yang seorang Anak Tuhan pikirkan, rasakan, dan lakukan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut membingungkan saya, karena begitu banya referensi mengenai Dia dari sudut pandang berbeda-beda.

Akhirnya hanya satu yang bisa saya lakukan, seperti yang Yesus banyak lakukan yaitu lebih banyak berdoa. Memohon tuntunanNya melakukan semua ini. Karena siapalah saya ini memerankan Dia yang begitu besar. Masa lalu saya bukan seorang yang dalam hubungan denganNya. Saya memang lahir dari keluarga Katolik yang taat, kebiasaan-kebiasaan baik dalam keluarga memang terus mengikuti dan menjadi dasar yang baik dalam diri saya.

Saya hanyalah seorang pemuda yang bermain bola basket dalam liga SMA dan kampus, yang bermimpi menjadi seorang pemain NBA yang besar. Namun cedera engkel menghentikan karir saya sebagai atlit bola basket. Saya sempat kecewa pada Tuhan, karena cedera itu, seperti hancur seluruh hidup saya.

Saya kemudian mencoba peruntungan dalam casting-casting, sebuah peran sangat kecil membawa saya pada sebuah harapan bahwa seni peran munkin menjadi jalan hidup saya. Kemudian saya mendalami seni peran dengan masuk dalam akademi seni peran, sambil sehari-hari saya terus mengejar casting.

Dan kini saya telah berada dipuncak peran saya. Benar Tuhan, Engkau yang telah merencanakan semuanya, dan membawaku sampai disini. Engkau yang mengalihkanku dari karir di bola basket, menuntunku menjadi aktor, dan membuatku sampai pada titik ini. Karena Engkau yang telah memilihku, maka apapun yang akan terjadi, terjadilah sesuai kehendakMu.

Saya tidak membayangkan tantangan film ini jauh lebih sulit dari pada bayangan saya.

Di make-up selama 8 jam setiap hari tanpa boleh bergerak dan tetap berdiri, saya adalah orang satu-satunya di lokasi syuting yang hampir tidak pernah duduk. Sungguh tersiksa menyaksikan kru yang lain duduk-duduk santai sambil minum kopi. Kostum kasar yang sangat tidak nyaman, menyebabkan gatal-gatal sepanjang hari syuting membuat saya sangat tertekan. Salib yang digunakan, diusahakan seasli mungkin seperti yang dipikul oleh Yesus saat itu. Saat mereka meletakkan salib itu dipundak saya, saya kaget dan berteriak kesakitan, mereka mengira itu akting yang sangat baik, padahal saya sungguh-sungguh terkejut. Salib itu terlalu berat, tidak mungkin orang biasa memikulnya, namun saya mencobanya dengan sekuat tenaga.

Yang terjadi kemudian setelah dicoba berjalan, bahu saya copot, dan tubuh saya tertimpa salib yang sangat berat itu. Dan sayapun melolong kesakitan, minta pertolongan. Para kru mengira itu akting yang luar biasa, mereka tidak tahu kalau saya dalam kecelakaan sebenarnya. Saat saya memulai memaki, menyumpah dan hampir pingsan karena tidak tahan dengan sakitnya, maka merekapun terkejut, sadar apa yang sesungguhnya terjadi dan segera memberikan saya perawatan medis.

Sungguh saya merasa seperti setan karena memaki dan menyumpah seperti itu, namun saya hanya manusia biasa yang tidak biasa menahannya. Saat dalam pemulihan dan penyembuhan, Mel datang pada saya. Ia bertanya apakah saya ingin melanjutkan film ini, ia berkata ia sangat mengerti kalau saya menolak untuk melanjutkan film itu. Saya bekata pada Mel, saya tidak tahu kalau salib yang dipikul Tuhan Yesus seberat dan semenyakitkan seperti itu. Tapi kalau Tuhan Yesus mau memikul salib itu bagi saya, maka saya akan sangat malu kalau tidak memikulnya walau sebagian kecil saja. Mari kita teruskan film ini. Maka mereka mengganti salib itu dengan ukuran yang lebih kecil dan dengan bahan yang lebih ringan, agar bahu saya tidak terlepas lagi, dan mengulang seluruh adegan pemikulan salib itu. Jadi yang penonton lihat didalam film itu merupakan salib yang lebih kecil dari aslinya.

Bagian syuting selanjutnya adalah bagian yang mungkin paling mengerikan, baik bagi penonton dan juga bagi saya, yaitu syuting penyambukan Yesus. Saya gemetar menghadapi adegan itu, Karena cambuk yang digunakan itu sungguhan. Sementara punggung saya hanya dilindungi papan setebal 3 cm. Suatu waktu para pemeran prajurit Roma itu mencambuk dan mengenai bagian sisi tubuh saya yang tidak terlindungi papan. Saya tersengat, berteriak kesakitan, bergulingan ditanah sambil memaki orang yang mencambuk saya. Semua kru kaget dan segera mengerubungi saya untuk memberi pertolongan.

Tapi bagian paling sulit, bahkan hampir gagal dibuat yaitu pada bagian penyaliban. Lokasi syuting di Italia sangat dingin, sedingin musim salju, para kru dan figuran harus manggunakan mantel yang sangat tebal untuk menahan dingin. Sementara saya harus telanjang dan tergantung diatas kayu salib, diatas bukit yang tertinggi disitu. Angin dari bukit itu bertiup seperti ribuan pisau menghujam tubuh saya. Saya terkena hypothermia (penyakit kedinginan yang biasa mematikan), seluruh tubuh saya lumpuh tak bisa bergerak, mulut saya gemetar bergoncang tak terkendalikan. Mereka harus menghentikan syuting, karena nyawa saya jadi taruhannya.

Semua tekanan, tantangan, kecelakaan dan penyakit membawa saya sungguh depresi. Adegan-adegan tersebut telah membawa saya kepada batas kemanusiaan saya. Dari adegan-keadegan lain semua kru hanya menonton dan menunggu saya sampai pada batas kemanusiaan saya, saat saya tidak mampu lagi baru mereka menghentikan adegan itu. Ini semua membawa saya pada batas-batas fisik dan jiwa saya sebagai manusia. Saya sungguh hampir gila dan tidak tahan dengan semua itu, sehingga seringkali saya harus lari jauh dari tempat syuting untuk berdoa. Hanya untuk berdoa, berseru pada Tuhan kalau saya tidak mampu lagi, memohon Dia agar memberi kekuatan bagi saya untuk melanjutkan semuanya ini. Saya tidak bisa, masih tidak bisa membayangkan bagaimana Yesus sendiri melalui semua itu, bagaimana menderitanya Dia. Dia bukan sekedar mati, tetapi mengalami penderitaan luar biasa yang panjang dan sangat menyakitkan, bagi fisik maupun jiwaNya.

Dan peristiwa terakhir yang merupakan mujizat dalam pembuatan film itu adalah saat saya ada diatas kayu salib. Saat itu tempat syuting mendung gelap karena badai akan datang, kilat sambung menyambung diatas kami. Tapi Mel tidak menghentikan pengambilan gambar, karena memang cuaca saat itu sedang ideal sama seperti yang seharusnya terjadi seperti yang diceritakan. Saya ketakutan tergantung diatas kayu salib itu, disamping kami ada dibukit yang tinggi, saya adalah objek yang paling tinggi, untuk dapat dihantam oleh halilintar. Baru saja saya berpikir ingin segera turun karena takut pada petir, sebuah sakit yang luar biasa menghantam saya beserta cahaya silau dan suara menggelegar sangat kencang (setan tidak senang dengan adanya pembuatan film seperti ini). Dan sayapun tidak sadarkan diri.

Yang saya tahu kemudian banyak orang yang memanggil-manggil meneriakkan nama saya, saat saya membuka mata semua kru telah berkumpul disekeliling saya, sambil berteriak-teriak “dia sadar! dia sadar!” (dalam kondisi seperti ini mustahil bagi manusia untuk bisa selamat dari hamtaman petir yang berkekuatan berjuta-juta volt kekuatan listrik, tapi perlindungan Tuhan terjadi disini).

“Apa yang telah terjadi?” Tanya saya. Mereka bercerita bahwa sebuah halilintar telah menghantam saya diatas salib itu, sehingga mereka segera menurunkan saya dari situ. Tubuh saya menghitam karena hangus, dan rambut saya berasap, berubah menjadi model Don King. Sungguh sebuah mujizat kalau saya selamat dari peristiwa itu.

Melihat dan merenungkan semua itu seringkali saya bertanya, “Tuhan, apakah Engkau menginginkan film ini dibuat? Mengapa semua kesulitan ini terjadi, apakah Engkau menginginkan film ini untuk dihentikan”? Namun saya terus berjalan, kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan. Selama itu benar, kita harus terus melangkah. Semuanya itu adalah ujian terhadap iman kita, agar kita tetap dekat padaNya, supaya iman kita tetap kuat dalam ujian.

Orang-orang bertanya bagaimana perasaan saya saat ditempat syuting itu memerankan Yesus. Oh… itu sangat luar biasa… mengagumkan… tidak dapat saya ungkapkan dengan kata-kata. Selama syuting film itu ada sebuah hadirat Tuhan yang kuat melingkupi kami semua, seakan-akan Tuhan sendiri berada disitu, menjadi sutradara atau merasuki saya memerankan diriNya sendiri.

Itu adalah pengalaman yang tak terkatakan. Semua yang ikut terlibat dalam film itu mengalami lawatan Tuhan dan perubahan dalam hidupnya, tidak ada yang terkecuali. Pemeran salah satu prajurit Roma yang mencambuki saya itu adalah seorang muslim, setelah adegan tersebut, ia menangis dan menerima Yesus sebagai Tuhannya. Adegan itu begitu menyentuhnya. Itu sungguh luar biasa. Padahal awalnya mereka datang hanya karena untuk panggilan profesi dan pekerjaan saja, demi uang. Namun pengalaman dalam film itu mengubahkan kami semua, pengalaman yang tidak akan terlupakan.

Dan Tuhan sungguh baik, walaupun memang film itu menjadi kontroversi. Tapi ternyata ramalan bahwa karir saya berhenti tidak terbukti. Berkat Tuhan tetap mengalir dalam pekerjaan saya sebagai aktor. Walaupun saya harus memilah-milah dan membatasi tawaran peran sejak saya memerankan film ini.

Saya harap mereka yang menonton The Passion Of Jesus Christ, tidak melihat saya sebagai aktornya. Saya hanyalah manusia biasa yang bekerja sebagai aktor, jangan kemudian melihat saya dalam sebuah film lain kemudian mengaitkannya dengan peran saya dalam The Passion dan menjadi kecewa.

Tetap pandang hanya pada Yesus saja, dan jangan lihat yang lain. Sejak banyak bergumul berdoa dalam film itu, berdoa menjadi kebiasaan yang tak terpisahkan dalam hidup saya. Film itu telah menyentuh dan mengubah hidup saya, saya berharap juga hal yang sama terjadi pada hidup anda. Amin.

“TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA”